Residensi Menulis ala Puji


Yang bisa membuat saya menulis blog lagi adalah sebuah pandemi...

Sudah dua tahun setelah terakhir menulis posting-an blog, itu pun nulis resensi buku - mandatori dari seorang teman sebagai barter karena saya sudah dikasih buku olehnya. Sudah dua tahun nganggurin blog, sampai sempat lupa bayar dan domain-nya hampir hilang (untung provider-nya baik, jadi saya masih tetap bisa langganan). Sudah dua tahun juga kurang care sama perkembangan diri karena terlalu sibuk bekerja bagai kuda. 🐴

Aslinya, kalau dipikir-pikir sebenarnya sudah hampir tiga tahun nyuekin blog ini. Sumpah lama banget ya! Sejak kepindahan saya ke ibukota, yang seharusnya bisa lebih rajin menulis karena kerja di publishing house, eh malah saya benar-benar blas kehilangan appetite untuk menulis. Tapi, ternyata menulis untuk diri sendiri ini tetap menjadi kegiatan yang sangat therapeutic untuk saya. Thanks to COVID-19’s self-quarantine, self-isolation, PSBB, lockdown, 🏡 whatever the names are.

Agak meng-update kehidupan saya beberapa tahun belakangan. Setelah kelulusan kuliah saya yang lambreta itu wkakkakak... Saya sempat pulang ke rumah Cirebon (tadinya for good) selama satu tahun lima bulan, waktu yang tidak pernah saya sesali karena untuk pertama kalinya lagi setelah 10 tahun ngekos saya kembali tinggal bersama orangtua. Lalu, saya mengalami episode adaptasi yang kurang mulus, ternyata tinggal bersama orangtua pas sudah dewasa itu gak gampang ya. Akhirnya saya dapat kerjaan (syukurlah!) kemudian pindahlah saya ke Jakarta.

Saya masih kerja di tempat yang sama sampai sekarang. April ini tepat tiga tahun. Saya sudah diangkat karyawan tetap juga, meski kudu menunggu lama 2 tahun, but it’s more than enough, untuk seseorang yang pernah merasa masa depan kok kayaknya mendung sekali. Saya bersyukur bisa berkarya di dunia yang saya cintai dari kecil dan punya title pekerjaan impian yang saya inginkan sejak kuliah. Beberapa kejadian mayor selain pindah domisili yaitu patah hati yang ternyata tidak terlalu sakit ketika dialami di usia yang lebih dewasa, dan berpulangnya Papa saya ke alam yang lain. Hal-hal ini sungguh memberikan wawasan + sudut pandang baru. Ya itu di satu sisi menyedihkan, tapi life must go on and move on. Pada akhirnya kejadian-kejadian ini mendewasakan serta ada hikmahnya.

Selain kejadian mayor, banyak juga kejadian minor yang memperkaya saya selama beberapa tahun ini. Nah, kejadian-kejadian ini juga akan saya (usahakan) tulis di blog. Mumpung saya masih ingat mendingan langsung ditulis aja deh hahhahaha... Btw, selama saya hiatus nulis, saya sempat beberapa kali buka blog hanya untuk membaca, dan rasanya luar biasa banget. Kadang saya sampai mikir, kenapa ya waktu itu saya bisa beropini gini. Terus gak jarang merasa ajaib sendiri sama pengalaman-pengalaman absurd yang pernah saya dan teman-teman alami.

Dan saya ingin merasakan hal yang sama entah sepuluh atau dua puluh tahun lagi apa yang saya rasakan sekarang ketika membaca tulisan-tulisan years ago. Melihat diri yang berkembang secara pemikiran dan pandangan. Menghargai blog ini sebagai saksi galau-galaunya saya, alay-alaynya saya, kerennya saya, wkakkakka... Terima kasih masih setia menjadi tempat berbagi dan curhat colongan, meski blog ini juga pernah jadi bahan fitnah dan adu domba wakkaka... (padahal saya kan nulisnya yang baik dan lucu-lucu aja lho 😀) saya komit tidak akan mengecilkan niat menulis lagi, karena menulis adalah hidup.

Gak sabar untuk menulis lebih banyak dan panjang, banyak yang mau diceritain nih! Terlebih nulis tentang Papa, tentang liburan, kuliner, festival, buku, film, tv series, orang-orang ganteng, kerjaan, dan segala hal yang saya sukai. Senang banget bisa kembali menulis untuk diri sendiri.

😇 Terima kasih Pujay!

Comments