Keliling Kota Bandar Lampung

Ada yang kurang kalo main-main ke Lampung, tapi gak jalan ke tengah ibu kota. Bersyukur banget perjalanan ini disponsori oleh Icott si Juragan Bandar Lampung yang sudah luar kepala mengenal seluk beluk kota kelahirannya hahaha.. Lumayan, kami nyoba jadi anak Bandar Lampung sehari, gahol kemane-mane. Kemana aja ini kite-kite?

#1 Museum Lampung
Menurut saya, jika berkunjung ke suatu daerah cobalah untuk mengunjungi museum yang ada di tempat tersebut. Setidaknya, pulang ke rumah jadi agak pinteran sedikit. Di Kota Bandar Lampung ada nih museum wajib dikunjungi bernama Museum Lampung. Terletak di daerah kampus-kampus, dekat UNILA, UBL (Universitas Bandar Lampung), dan macam-macam institusi pendidikan yang lainnya. Dari luar kece gitu bentukannya, penuh makna kebudayaan *ya elah ngomong apa gueh. Terlihat terawat, ada taman dan pepohonan. Di luar juga terdapat replika rumah asli Lampung, meriam, dan jangkar raksasa (ini asli, memang gede banget).

Serba-serbi Lampung ada di sini!

Kawasan Museum Lampung luas juga, mereka punya ruang serba guna yang sering dipakai untuk acara pernikahan. Lahan parkir juga lega. Koridor Museum Lampung cantik sekali, tapi sayang ni jangan lihat ke langit-langitnya karena banyak yang terkena rembesan air dan bolong. Sayang banget padahal photoable banget itu koridor. Memasuki bagian dalam museum, seperti museum pada umumnya langsung deh kecium bau ‘jadul’. Kami disambut oleh petugas museum, bapak-bapak berempat, per orang membayar 5 ribu rupiah tapi kami tidak diberi karcis masuk ketika ditanyakan ‘mana tiketnya Pak?’ mereka dengan santai bilang gak ada. Hmmm.. Kan jadi curiga kalo dikorupsi.

Museum dibagi menjadi dua bagian. Bagian bawah dan atas. Di bagian bawah kita bisa lihat hewan-hewan endemik Sumatra yang bisa ditemui di Lampung seperti harimau, gajah, dan trenggiling. Lalu, ada benda peninggalan pra-sejarah seperti tulang belulang manusia purba di Lampung, sampai ke prasasti jaman kuno yang juga ditemukan di Lampung. Ada juga informasi tentang persebaran agama-agama di Lampung, gambaran masa penjajahan, dan tradisi yang unik-unik. Contohnya, tradisi mandi dengan bak dari tembaga yang guede banget, nah di bagian ini tertempel papan info besar dengan gambar anak perempuan. Lalu si Icott mulailah berdongeng “Eh katanya, gambar anak itu kalo malem bisa idup lho!” hyahhhhh.. Saya jadi males liat..

Searah jarum jam : rumah tradisional Lampung, koridor cantik,
gentong tempat mandi, sekilas bagian atas museum

Pada bagian atas dikhususkan untuk diorama tradisi unik Lampung, mulai dari tradisi melahirkan, sunat, pernikahan, dan kematian. Lucu juga banyak banget tradisi yang serapan dari budaya-budaya lain seperti Jawa, Arab, dan Cina. Kalo perhatikan suasana ruang pengantin Lampung, pasti akan merasa beberapa aksesorisnya mirip di film Tiongkok. Museum Lampung sebetulnya menarik, namun lagi-lagi penyakit museum di negara kita, koleksi terlihat kurang terawat, meski berada di dalam bilik kaca ya tetep aja kelihatan debu-debu nya. Begitu pula benda-benda koleksi yang berada di luar museum. Sayang banget kenapa ga dirawat. Fiuhhh.. Ayo banyak berkunjung ke museum, sehingga mereka rajin berbenah diri.

#2 Simpur Center
Pusat perbelanjaan murah meriah versi Lampung. Mirip ITC ITC yang ada di Jakarta. Pas kami ke sana kebetulan weekend, rame banget! Simpur Center ini memang bukan mol middle-up, jadi ga heran banyak alay-alay berkeliaran. Malah kata Icott, ada sodaranya yang suka banget cari pacar di Simpur hahaha.. Tapi ya gitu deh, buat pacar mainan doang. Di lantai paling atas, ada pusat elektronik (Hp, Laptop) dan foodcourt yang menurut saya makanannya murah dan lumayan enak. Lantai bawah-bawahnya mostly kios baju. Sebenarnya baju yang dijual satu sama lain kios mirip-mirip semua dengan harga yang juga ga jauh beda. Kisaran harga 20 ribu – 100 ribu, gile murah banget yahhh.. Simpur Center cocok nih buat yang doyan koleksi pakaian. Lumayan dengan modal 100 ribu bisa dapet 3 baju, bisa buat 3 hari kerja - gonta-ganti. Fashionable tanpa watir kantong blong.

#3 Pasar Bambu Kuning dan Pasar Tengah
Lampung memiliki kain khas bernama tapis. Tapis ini biasa dipakai untuk acara adat dan pernikahan, kain tapis ditenun (cucuk) memakai benang emas dan benang perak. Untuk turis (kayak Tina, Ndut, dan saya) kain tapis bisa juga untuk oleh-oleh (mewah). Berburu kain tapis kami lakukan di Pasar Bambu Kuning dan Pasar Tengah. Di sini banyak toko yang menyediakan kain tapis, macam-macam jenisnya, tapi sayang harganya memang mahal semua. Mahal karena tapis dibuat dengan cara ditenun, dan ada yang ditenun dengan alat tenun tradisional. Selain itu, motifnya yang cenderung rumit juga menjadi alasan kenapa tapis itu mehong.

Warna-warni tapis

Kain tapis biasa dijual dengan hitungan baris. Satu lembar tapis bisa 2-3 baris, nah kalo kita mau beli 1 baris aja ya kainnya dipotong, nah ini dia yang membuat kami kaget. Ceritanya Tina mau membeli tapis di sebuah toko kain besar di Pasar Bambu Kuning, ketika tanya-tanya soal harga Tina naksir sebuah tapis yang cantik, harganya 75 ribu. Ketika itu sang pegawai tidak jelas menerangkan bahwa harga itu adalah harga satu baris yang berarti hanya setengah kain. Ketika deal dan sudah bayar, Tina (dan juga yang lain) kaget karena si Mbak Pegawai mengambil gunting dan memotong kain tersebut. Kagetnya pakai teriak ‘Eh Mbak koq digunting..’ pulak. Lalu baru deh dijelaskan kalo 75 ribu itu harga per baris. Hyahahaha..

Selain kain tapis, mereka juga jual aksesoris dan pernak-pernik acara adat seperti mahkota siger yang biasa dipakai oleh pengantin-pengantin Lampung. Lalu, ada kain batik khas Lampung yang punya pola-pola kotak dan bersiku. Tips! Kalo mau dapat harga yang lebih bersahabat, tengoklah toko kain lain yang lebih kecil, sepengalaman ketika kami mampir ke toko yang lebih kecil harga tapis bisa lebih murah. Bisa beda sampai 20 ribu dan juga bisa ditawar.

#4 Gereja Paroki Santo Yohanes Rasul, Kedaton
Liburan pas hari Natal, jangan lupa ke Gereja. Gereja yang kami kunjungi bernama Gereja Paroki Santo Yohanes Rasul berada di daerah Kedaton tepatnya di Jalan Tupai (imut banget nama jalannya). Gereja ini berbentuk mirip rumah Joglo Jawa, dengan interior kayu dan warna cokelat sebagai warna dominan. Ramai dan berkesan, kemarin ketika malam Natal misa dipimpin oleh Romo Mango yang doyan nyeletuk dan bercanda. Berhubung ini Hari Raya, umat yang datang rame banget, karena kami dateng rada mepet waktu, gak kedapetan duduk di dalem deh. Hihihih..

Liburan boleh, ibadah tetap jalan

#5 Perempatan Besar Masjid Agung Al-Furqon
Perempatan besar yang menghubungkan jalan-jalan utama di Kota Bandar Lampung. Terdapat bunderan di tengah perempatan, lalu di bunderan tersebut terdapat patung pasangan Lampung dengan baju adat. Jalannya besar dan lega, bisa juga buat spot foto-foto dan nongki-nongki di depan Masjid Agung. Fyi, Masjid Agung Al-Furqon ini adalah masjid terbesar di Bandar Lampung.

Perempatan yang rapih

#6 Turunan Damri
Naik kendaraan, view langsung laut! Huwahhh.. Udah kayak di film-film aja. Keren banget ini jalan, hahaha.. Tapi ati-ati yah jangan ngelamun. Menurut Icott, pas langit ga mendung bisa lebih bagus lagi karena air bener-bener biru. Kapal-kapal yang sedang melaut bikin pemandangan tambah dramatis! Berhubung jalannya agak naik-turun dengan pemandangan laut, rumah-rumah di dekat Turunan Damri ini rata-rata bertingkat. Kebayang dong, bangun pagi buka tirai langsung liat laut. Harga rumah di daerah ini juga mahal-mahal, kebanyakan bentuk rumah sangat modern dan terawat. Weh, high value district nih!

Hello the sky and the sea

#7 Pusat Oleh-Oleh Teluk Betung
Mau beli oleh-oleh di Lampung sebenarnya bisa beli dimana saja tapi kurang afdol kayaknya kalo ga beli di Teluk Betung! Di daerah Teluk ini ada satu jalan yang isinya pertokoan, banyak dari toko ini menjual oleh-oleh khas Lampung seperti keripik pisang, kerupuk kemplang, manisan, lempok durian, kopi, dll. Ada beberapa toko oleh-oleh yang memang sudah terkenal seperti Toko Yen Yen, Toko Kopi Sinar Baru, Toko Keripik Pisang Suseno, dan yang terbaru Toko Aneka Sari Rasa.

Kalo mau lengkap Toko Yen Yen itu lengkap, tapi kalo mau adem (ber-AC) sambil bisa liat-liat lebih lama bisa mampir ke Toko Aneka Sari Rasa (kata Icott si ownernya kakak-adekan sama Yen Yen). Enaknya di toko oleh-oleh di sini, ada tester! Jadi hanya dengan tester kita bisa kenyang hahaha.. Nyicip, nyicip, satu, satu, lumayan kan jajan gratisan. Dua toko ini sama-sama ruamek pol. Ada yang menarik di Toko Aneka Sari Rasa, dekat kasir ada hall of fame begitu isinya foto-foto artis yang pernah berkunjung ke toko ini, banyak banget dari artis yang super famous sampai sekuter (selebriti kurang terkenal). Kocak ketika kami liat-liat artis siapa aja yang kami kenal, entah kenapa Tina ga ngeh (mungkin kurang nonton acara infotainment apa gimana). Terus tiba-tiba dia nunjuk satu foto, Icott, Ndut, dan saya mikir itu siapa sih, "Gue tau nih siapa! Doddy Kangen Band!" Bangga banget Tina ngenalin Doddy Kangen Band, astagahhh Tin..

Nah, selain makanan, Lampung juga terkenal dengan kopinya. Untuk pecinta kopi mampirlah ke Toko Kopi Sinar Baru, yang punya engkoh-engkoh ramah, tokonya memang cuma jual kopi doang. Bisa tanya-tanya tentang kopi Lampung ke engkoh. Wah, ini dia toko kopi before it was too mainstream! Letaknya masih satu jajaran dengan toko oleh-oleh lain. Selain toko kopi, di belakang ada pabriknya, gak tau sih boleh liat apa gak kemarin kita belum sempat tengok ke pabriknya.

Buah tangan khas Lampung

#8 Vihara Thay Hin Bio
Satu jalan dengan pusat oleh-oleh Teluk Betung. Teluk Betung adalah kawasan pecinan di Bandar Lampung, makanya ada beberapa vihara di sini, yang paling besar Vihara Thay Hin Bio.  Selain terbesar, vihara ini juga tertua se-Provinsi Lampung lho! Seperti vihara-vihara lain, bau dupa langsung tercium ketika kita masuk tempat ini. Sakral dan tenang. Kami sempat ngobrol dengan Pandita dan beberapa umat di sana, termasuk dengan salah satu Kokoh-Kokoh Ganteng incaran Tina #eh. Memang kelihatan tua nya vihara ini, banyak barang yang usianya sudah puluhan bahkan ratusan tahun. Boleh foto-foto di vihara, asal ketika ada yang beribadah jangan sampai terganggu ya.

Mampir vihara, siapa tau dapat ilham

Comments