Bersahabat dengan Udara Segar
Masih di Kota Bogor! Gengs, belum lengkap kalau berkunjung ke Bogor
tapi ga mampir ke taman kota & kebun raya. Kali ini saya mau bahas mengenai
Taman Kencana dan Kebun Raya Bogor. Jarang banget ada kota yang punya banyak
paru-paru kayak Bogor gini. Thank you Pak Arya Bima, selaku Walikota yang
peduli dan telaten memelihara lingkungan. Adem, hijau, dan teratur, bikin
betah.
#1 Taman Kencana
Terletak di Jalan Salak, dekat dengan pusat kuliner kota dan dekat
dengan penginapan saya, Hevea Guest House. Posisinya di bagian kota Bogor yang
rindang, bersahaja, dan romantis. Taman kota ini katanya baru saja direnovasi,
tadinya ga se-bagus dan se-nyaman ini. Taman ini berfungsi sebagai area
kumpul-kumpul warga dan sarana pemeliharaan kesehatan. Banyak dari warga yang
mempergunakan taman ini sebagai lokasi meeting
point, misal seperti kemarin pas saya ke sana ada komunitas pecinta luwak
(hewannya lho! Bukan kopi). Taman ini juga bisa untuk jogging, meski tidak terlalu luas, tapi lumayan banget, lari 4-5
putaran udah cukup untuk menjaga badan tetap bugar.
Banyak pepohonan dan bebungaan di Taman Kencana. Senangnya, di sini
gak ada penjual kaki lima, ada aja sih yang jualan tetapi jaraknya agak jauh
dengan taman. Beberapa sudut taman dapat dijadikan spot foto yang menarik, bangku-bangku taman yang mengelilingi area
- cocok untuk tempat duduk-duduk menikmati pemandangan. Meski lokasinya tidak
jauh dari jalan raya yang cukup padat, tapi ga bising. Seneng deh di sini, pengen
guling-guling hahahaha..
#2 Kebun Raya Bogor
Kebun Raya & Istana Bogor tidak dapat terpisahkan. Keberadaannya
melengkapi ikon Kota Bogor. Jika kita jalan dari stasiun ke arah pusat kota,
pasti lewat Istana Bogor, lumayan bisa menikmati rumah Bapak Presiden dari luar
dan bisa lihat kijang-kijang lucu berlarian. Nah, Kebun Raya nya sendiri persis
bersebelahan dengan Istana Bogor, dipisahkan oleh pagar dan sungai. Jalan raya
di sekeliling komplek ini adalah daerah high
value, pusat perdagangan, denyut nadi ekonomi Kota Bogor.
Pagi-pagi, hmmm.. Gak pagi juga sih, jam 10an saya mengunjungi Kebun
Raya. Agak salah waktu nih, karena udah kepalang panas. Tiket masuk Kebun Raya
14ribu saja (plus 1ribu untuk sumbangan PMI). Setelah membeli tiket jangan lupa
minta peta ke bagian informasi, biar ndak nyasar. Masuk ke area Kebun Raya,
sudah berjumpa dengan banyak pohon (ya iya lah..). Oh, lupa, sebenarnya kita
bisa aja masuk Kebun Raya dengan kendaraan, tapi hanya berlaku di weekdays. Weekend tidak boleh, khusus pejalan kaki saja. Lalu, gerbang masuk
Kebun Raya itu ada 4, tapi disarankan masuk di Gerbang Utama (main gate), karena gerbang yang lain hanya
dibuka pas weekend saja, itu pun
tidak pasti.
Kebun Raya Bogor memiliki luas 87ha. Nah, kebayang kan betapa gempornya
kaki ini kalau mau dikelilingi semua dalam 1 hari. Dan tempat ini dikelola oleh
LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Kini fungsi Kebun Raya selain untuk
rekreasi juga sebagai pusat konservasi, penelitian, dan pendidikan tumbuhan.
Tumbuhan di sini ada 15000 spesies, banyak bingo!
Buat orang awam kayak kita, mungkin melihat pohon-pohon di sini mirip-mirip
tapi ternyata mereka berbeda lho (bisa cek papan nama yang ada di sebelah pohon
tersebut). Serupa tapi tak sama.
Di dalam KRB (disingkat aja ya biar ndak capek ngetiknya wkakakka..)
terdapat bagian-bagian kebun yang menarik banget seperti Grha Sambhrama, Tugu
Lady Raffles, Toko Tanaman & Cinderamata, Danau Gunting, Taman Meksiko, Jembatan
gantung kolonial, Taman Koleksi Tanaman Air, Kolam Teratai, Orchid House, Orchidarium,
Taman Koleksi Tanaman Obat, Herbarium, Lab. Treub, Museum Zoologi, Taman
Teijsman, Tugu Reindwardt, halaman belakang Istana Bogor, Jalan Astrid, Grand
Garden Café, Taman koleksi Pohon Sawit, lokasi pohon Baobab, dan lokasi bunga
bangkai. Banyak yo! Tidak semuanya saya kunjungi, hahaha.. Berhubung matahari
sudah bertambah terik dan kaki sudah teklok, saya menyerah dan berencana next time kudu kemari lagi untuk
menuntaskan semua bagian KRB hahahah.. Berikut ringkasan kesan-kesan saya di
beberapa cluster tersebut (urutan menyesuaikan rute versi saya)..
Grha Sambhrama ini terletak di gerbang utama KRB. Bentuk bangunannya
sangat uni, kayaknya agak sedikit kekuno-kunoan dan berukir-ukir ala Bali gitu
deh. Di dalamnya terdapat loket tiket masuk dan pusat informasi. Saya di sini
masih semangat (maklum baru awal-awal perjalanan) rambut pun masih oke belom
terpapar sinar matahari *tsahhh kibas poni
*2 Taman Meksiko
Ada dua rute sehabis dari Grha Sambhrama mau belok kanan apa kiri?
Adek dan saya memutuskan belok ke kanan. Jalan menyusuri pepohonan rindang tapi
rindangnya pohon kalah juga dengan paparan sang surya. Sampailah kami di Taman
Meksiko. Lho koq bukan Taman Bogor? Wahahah.. Di sini banyak tanaman iklim
kering yang banyak diimpor dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan (termasuk
meksiko), maka dinamakan begitu. Saya gak nyangka juga itu pohon kaktus bisa
sampai tinggi buanget ada yang 2 meter lho! Tinggi banget dan gak usah
dibayangin kalo ketimpa itu pohon gimana.
*3 Jembatan gantung kolonial
Kayaknya ini jembatan nge-hits banget sebagai salah satu spot foto
wajib pas berkunjung ke KRB. Jembatan warna merah ini ada dua, satu gak jauh
dari Taman Meksiko, satu lagi di dekat lokasi bunga bangkai. Jembatan ini
menghubungkan daratan yang terpisah oleh aliran sungai Ciliwung. Arusnya deres
juga lho Gengs. Ohya, ada yang bilang kalo naik ke jembatan ini bareng pacar
nanti bakalan putus. Gak tau juga sih bener apa gak nya. Hahaha.. Namanya juga
mitos.
Grand Garden Café yang saya kunjungi tadi malam (baca di sini). Pas
siang keren banget.. Bagai gunung di tengah hamparan rerumputan hijau deh.
Pengen guling-guling Teletubies di rumput taman.
*5 Kolam Teratai
Hmmm.. Agak mengecewakan. Berharap nemu kolam teratai ala-ala di film
mandarin, tapi apa daya sejauh mata memandang hanya ada terlihat daun teratai
yang kepanasan.
*6 Jalan Astrid
Nama ratu Belgia yang disematkan untuk jalan yang lebar panjang dan
mulus ini. Letaknya dekat dengan Grand Garden Café. Jalan Astrid memang
terlihat lebih terawat dari jalan-jalan yang lainnya. Di pembatas tengah jalan
banyak ditumbuhi bunga-bunga dan tanaman hias yang segar di mata.
*7 Lokasi pohon Baobab
Ada sehamparan halaman luas yang berumput di pinggir Jalan Astrid, nah
di situlah tertanam Pohon Baobab muda. Pohon Baobab yang asli Madagaskar ini
belum setinggi dan sebesar pohon-pohon Baobab yang kita lihat di tayangan
National Geographic tapi tetap menarik untuk dilihat. Katanya, bagian gemuk di
pangkal bawah batang pohon ini menyimpan air lho.
Atau biasa disebut Griya Anggrek. Orchid House bagaikan museum anggrek
kecil yang di dalamnya memuat banyak infografis tentang sejarah dan
perkembangan anggrek di Indonesia. Lalu ada dua rumah kaca yang berfungsi
sebagai tempat penangkaran serta display bunga-bunga Anggrek dari seluruh
Indonesia yang cantiknya gak santai, cantik banget! Mama saya bakal suka banget
lihatnya kalo kemari. Anggrek-anggrek ini juga bisa dibeli lho, tapi gak tau
harganya berapa, pasti mahal banget kayaknya..
*9 Orchidarium
Taman outdoor yang cukup luas menampung anggrek-anggrek liar, banyak
pohon yang bersimbiosis mutualisme dengan anggrek. Banyak nyamuk di sini,
pengennya sih lama-lama tapi gak kuat saya digigitin nyamuk hahahhah..
*10 Taman Koleksi Tanaman Obat
Sama seperti orchidarium, taman outdoor isinya tanaman-tanaman obat.
Ada yang ditanam di pot ada yang tidak. Banyak nyamuk juga.
*11 Herbarium
Saya hanya lewat tapi gak masuk. Tampak dari luar ini seperti museum
tanaman obat, kalo mau pintar minum to.. eh ke sini aja beneran deh. Waktu saya
ke sini, banyak mahasiswa pada berkunjung, keliatan bawa-bawa ransel dan
nulis-nulis di buku, mungkin mahasiswa pertanian, farmasi atau biologi.
*12 Taman Koleksi Pohon Sawit
Berada di sisi jalan besar KRB. Pohon Sawitnya macam-macam dan
bergerombol, di sini ada monumen pohon sawit juga. Kenapa spesial sekali sampai
ada bagian khusus pohon sawit di KRB? Maklum, Indonesia kan terkenal dengan produksi
minyak sawitnya, bisa dibilang juga hasil produksi sawit ini paling
berkontribusi di bidang industri.
Salah satu spot KRB yang banyak dicari orang. Saya sempat bertanya ke
satpam kebun dimana letak bunga bangkai, mereka menunjukan arahnya lalu bilang
bahwa bunganya belum mekar. Waktu itu, terbayang oleh saya si bunga berbentuk
kuncup seperti jantung pisang. Jalan sudah lumayan jauh tapi koq ga ada
penampakannya yah.. Katanya di dekat toilet, di belakangnya, tapi ga ada tanda-tanda
bunga bangkai. Sampai akhirnya ada tiga orang bule berjalan ke arah sebuah
pohon di belakang toilet lalu kami ikutan ngintil mereka.
Agak kaget dan emehzing mendapati bunga bangkai yang dimaksud belum
mekar itu adalah sebuah pohon berdaun kecil di belakang toilet itu. “Lho koq
bunga bangkainya kayak pohon pepaya gini?” saya protes hahahhaha.. Setelah saya
baca-baca tentang bunga bangkai eh lah ternyata mereka punya proses yang
dinamakan proses dorman dimana si bunga belum muncul apabila makanan mereka
belum terkumpul – makanan berupa mineral dari air dan sinar matahari ditangkap
dari daun (fotosintesis). Hahaha.. Kocak juga sih, karena ngek ngok banget
waktu tau si bongkol bunga ternyata masih bersembunyi di bawah tanah sedangkan
di atas tanah yang muncul persis pohon pepaya.
*16 Toko Tanaman & Cinderamata
Bisa beli makanan dan minuman di sini. Harganya masih terjangkau untuk
ukuran lokasi wisata. Sayang tempat duduk kantin nya kurang banyak. Di dalam
jual berbagai souvenir berupa kaos, topi, payung, bibit tanaman, jajanan, dll.
Comments