Ajaibnya Cinta Lokasi
Siapa coba yang tidak mengenal
istilah ‘cinta lokasi’ atau biasa disingkat cinlok (cinlok ya bukan cilok, laper lu mah), rasa-rasanya dua kata ini sudah akrab di telinga kita
sejak jaman abege dulu, malah kejadian cinlok itu sendiri sudah kita
rasakan dari jaman TK. Saya inget dulu waktu jaman TK saya juga mengalami cinlok, TK lho bokkkk.. TK.. Taman Kanak-Kanak.. Tapi ya gitu, cinta lokasi
yang bertepuk sebelah tangan. Wakaakaka.. Mungkin karena waktu itu saya suka
sama anak laki-laki yang paling cakep di kelas tapi saya sendiri tipe anak perempuan
beler-beler. Well, dunia memang adil, seperti yang tertulis di Alkitab,
berpasanganlah dengan yang ‘sepadan’. Salah juga saya punya ‘sinyal cogan’
(sinyal cowo ganteng) yang sudah cetar sejak usia 4 tahun, hahahaha.. Sejak
saat itu, saya mulai mikir bahwa untuk punya perasaan suka dengan orang lain
itu juga harus sadar diri.
Menginjak remaja, pemahaman saya
mengenai cinta lokasi itu pun mulai agak bergeser. Kalo waktu dulu suka-sukaan
karena sekelas aja udah dibilang cinta lokasi, pas SMP & SMA definisi cinta
lokasi itu menjadi : suka-sukaan karena sekelas, se-tempat les, se-ekskul,
se-tempat nongkrong, dan se-tempat ibadah, lalu diimbuhi tambahan : rasa suka
ini berbalas. Maksudnya, cinta lokasi ini bukan cinta yang bertepuk sebelah
tangan, kalo si Anu suka ya si Una juga kudu suka juga, ini baru namanya cinta
lokasi. Cinlok ini kemudian berlanjut ke tahap jadian. Definisi inilah yang
saya bawa sampe pada akhirnya saya seumur gini (tidak usah disebutkan
angkanya).
Beberapa hari ini topik cinlok sedang ramai dibicarakan
beberapa teman kendo saya di grup wasap, ternyata kegiatan kendo melahirkan dua
pasangan baru nih. Saya sendiri merasa agak kocak dengan dua pasangan ini,
karena mereka bener-bener murni kenal satu sama lain karena kegiatan kendo
(dalam hitungan bulan), tapi lalu cocok dan memutuskan untuk menjadi pasangan.
Sedangkan, saya sendiri tidak bisa seperti itu, saya sepertinya susah sekali
bisa suka/sayang dengan orang lain kalo tidak benar-benar lama kenal. Jadi saya
cukup amaze dengan proses cinlok kilat ini. Wow, memang yah dua insan manusia
yang bertemu rutin bisa memercikkan benih-benih kasih sayang. Saya terpukau.
Dua pasangan ini lalu menjadi
bahan joke teman-teman satu grup. Saya juga salah satu yang suka ikut-ikut
ngeledekin. Namun, ada pikiran yang agak mengganjal. Bagaimana ya kalau
pasangan ini ada masalah dan yang lebih buruk lagi lalu putus. Di sini lah
letak kelemahan cinta lokasi. Relasi romantis tidak mungkin tidak mengalami
masalah. Namanya juga menyatukan dua orang yang berbeda kepribadian dan
kebiasaan, pasti ada masa pasang-surutnya. Ketika cinlok dalam satu kegiatan
begini, kalau ada masalah pasti akan ngaruh banget dalam performansi. Dalam
konteks kendo, bisa jadi kalo keduanya jadi malas latihan, latihan gak konsen,
atau malah cabut dari kendo untuk selamanya, which is merugikan Dojo serta
rekan-rekan satu kegiatan. Kerugian juga dialami diri sendiri, yang dulunya mau
komit dan berkembang di kendo, malah jadi terhambat karena masalah pribadi.
Yang atas itu salah satu kelemahannya
yang paling mengkhawatirkan. Tapi jangan salah, kelebihannya pun banyak koq,
yang paling menonjol adalah kalo punya pacar hasil dari cinlok, persentase
kesalahpahaman antar pasangan yang disebabkan oleh kegiatan/kerjaan akan lebih
kecil, karena dua-duanya di dalam lingkaran yang sama, jadi sama-sama memahami
dan menghargai. Lalu kalo dua orang ini kompak dan saling mendukung, mereka
bisa berkembang dengan maksimal bak Susi Susanti dan Alan Budikusuma. Ato
seperti Mira Lesmana dan Mathias Muchus, Bill dan Melinda Gates, etc, etc.
Jadi apakah saya lalu jadi
kepingin cinlok juga kalo faktanya begini? Saya akan pikir-pikir banyak
kayaknya, mengingat kisah cinlok jaman baheula ternyata tidak semulus yang saya
pikirkan. Bertemu seseorang yang totally asing, lalu tetiba jadi pasangan itu
menurut saya odd (ganjil) binitsss.. Menyayangi orang lain dalam hitungan hari,
minggu, atau bulan itu, terlalu singkat. Saya sendiri mengetahui bahwa saya
sayang dengan orangtua saya saja makan waktu tahunan.
Tetapi, pasti ada pengecualian,
banyak orang yang bilang love is miracle, keajaiban itu selalu ada ketika
mengatasnamakan cinta, ya buktinya cinlok itu. Hihihi. Ajaib ya cinlok.. Aihhhh
mana nih Kokoh Kokoh idaman di lingkaran saya? Kok lama amat sembunyi nya..
sumber gambar : http://nicyandsmoothy.blogspot.com/2014/10/wallpaper-love.html
Comments