Tentang Perpisahan

Kemarin malam adalah malam terakhir di Jogja untuk salah satu teman dekat saya yang bernama si Cimeng. Setelah lulus sekitar setahun yang lalu, kemudian sempat pulang ke kampung halamannya yang terletak di Kapan, Soe, Timor, Nusa Tenggara Timur, lalu balik lagi ke Jogja untuk mengurus pendaftaran sekolah lanjut, dan pada akhirnya diterima di UNIKA Soegijapranata di Semarang (sebelumnya pernah sekali tertolak oleh Universitas Gawe Mumet alias UGM hahaha..). Sebage temen yang baik dan sombong sedikit, Ninul, Jeje, dan saya makan malam bersama Cimeng, itung2 ya nemenin dy lha makan malam terakhir di Jogja hehehe.. Kepindahan Cimeng secara jarak memang tidak lha terlalu jauh, hanya saja entah pegimana ceritanya kemarin itu suasana ketika makan malam sedikit mellow. Beberapa kali saya melihat si Cimeng agak berkaca-kaca. Yaaa.. Perpisahan itu memang membuat galau.

Itu kisah si Cimeng, sehari sebelumnya, teman saya yang lain, Luci juga mengalami hal yang sama. Skripsi dan segala urusan kampus sudah selesai, maka pulang lha dy ke kampung halamannya, Purwokerto. Paginya ketika pulang dengan Bunda nya, kami sempat kirim2an pesan dan dy bilang dy jadi mellow meninggalkan kota yang sudah sangat lama ditinggalinya ini. Gak lama setelah itu, teman saya, Dicky, tiba2 status apdet di Twitter mengenai Jogja, khususnya Paingan, dan beberapa hal yang dy rindukan. Saya jadi berpikir, perpisahan itu memang berat, berton-ton, tetapi life must go on. Ketika berpisah dengan yang lama, pasti akan mendapat hal yang baru. Saya sendiri, dua tahun belakangan ini sering sekali menghadapi perpisahan. Lebih sering ketimbang tahun-tahun sebelumnya, dan yang pasti rasanya lebih sedih. Yang berpisah pun orang-orang yang sangat dekat, yang turut meramaikan jagad kehidupan saya.

Perpisahan terberat selama saya hidup adalah berpisah dengan Nenek saya karena beliau meninggal dunia, waktu itu saya masih kelas dua SMP dan selama 13 tahun saya hidup itu, beliau bisa dibilang adalah significant others yang malah lebih dekat dibandingkan orangtua saya sendiri. Sampai sekarang saya suka kangen dengan Nenek saya, padahal orangnya galak, kaku, dan keras kepala sekali. Dulu saya suka banget disuruh-suruh sama beliau, entah sudah berapa ratus kali saya dibikin nangis. Meskipun demikian, beliau juga orangnya baik, ketika punya makanan pasti dibagi-bagi dan orangnya suka sekali bercerita (curhat colongan kepada cucunya yang masih polos dan cupu ini).

Perpisahan itu akan selalu terjadi di sepanjang kehidupan kita, dan menyambung ke kisah teman-teman saya yang berpisah dengan Kota Yogyakarta, sepertinya tidak akan lama lagi saya akan mengalami hal yang sama. Dan entah bagaimana nanti perasaannya, hanya saja melihat reaksi teman-teman, saya rasa kayaknya saya bakal lebih heboh deh hahaha.. Dan membicarakan mengenai perpisahan, saya juga ingin mengirim salam perpisahan kepada arwah blog yang lama (rada horor yak haahha..), karena sebentar lagi saya akan launch format blog saya yang terbaru. Perubahan domain juga saya lakukan. Posting2 lama tidak akan terhapus, masih tetap ada, tapi layout blog berubah total, nama blog pun berbeda. Semoga saja dengan perubahan blog pribadi ini juga akan memupuk semangat posting yang hilang. Let we say a new hello for everyone! 

Comments