Sejenak Menjadi Wisatawan

17 April 2013
Location : around Seattle Center, Space Needle, Pacific Science Center, EMP Museum, Subway – American sandwich fastfood resto at 6th Avenue, Mod Pizza at Armory Seattle Center, Starbucks at Armory Seattle Center, McDonalds at John Street

Hari pertama di Seattle,  hari ini Dicky-saya belum memulai pengelanaan kami di konferensi. Bisa dikatakan kalau hari ini adalah hari off, jadi kami bisa jalan-jalan di daerah sekitaran hotel. Bersyukur karena hotel kami dekat dengan beberapa tempat wisata, jadi kami tinggal jalan kaki aja. Gak perlu naik bus/metro. Plus, untuk mendapatkan map Seattle tidak sulit, kami mengambil di hotel tempat kami menginap. Oya, pagi ini Kerry pergi ke Pike Market, sementara kami mau ke Pike Market besok2 saja.

Bangun pagi di negeri orang memang agak sulit, mungkin karena kecapean semalam mengalami hotel-lag wkwkkwkw.. Blm lagi, kami ini sehari menginjakkan kaki di tanah setelah seharian duduk di pesawat terbang kelas ekonomi. Hahhahaha.. Ni badan rasanya rontok banget deh. Dibilang jetlag, mungkin tidak terlalu kerasa yaaa.. Karena kami nyampe malam dan langsung tidur. Tapi ya ada impact lain yaitu kami jadi bangun kesiangan. Saya bangun juga gara2 Kerry jebur2 mandi. *tepokjidat*

Setelah mandi, beres2, dll. Kami lalu keluar hotel waktu itu sekitar jam 11 gitu deh. Saya kira sih cuaca pas pagi hari itu tidak sedingin malam hari. Eh.. Eh.. Eh.. Ternyata sama aja, cuma naik beberapa derajat ajah, gak ngaruh, tetap berangin juga. Ya elah, kalo kayak gini ceritanya gue jadi pengen tiduran nonton tipi ajah di hotel, ahhahahah.. Namun apa daya, hasrat jalanz-jalanz lebih besar ayookkk lah kita jelajahi sebagian kecil dari the seaport city ini.

Sistem jalan di Seattle tidak berbeda dengan kota-kota besar lain di dunia. Dibilang tata, ya memang lebih tata. Yang pasti kalo di Indonesia itu tangan kita sangat ajaib bisa memberhentikan mobil, di sini kalo gak ikut peraturan, kita yang ditabrak hahahaha.. Agak bingung juga sih, dan sekaligus jadi lebih waspada di jalan, karena kadang suka lupa juga sama petunjuk penyebrangan. Lingkungan bersih, itu sih tidak usah ditanya yaaa.. Bersih pake banget. Bangunannya bagus2? Hmmm.. Biasa sih yang ini, kotak-kotak gitu. Bangunan satu dengan yang lain mirip2. Trus, ada sih pemandangan yang tidak kita lihat di Indonesia yaitu lapangan parkir dan mesin parkir. Hehehhehe.. Di sini mau parkir kendaraan di lahan tersendiri, gak kayak kita yang parkirnya di pinggir jalan.

Berhubung lagi musim semi (spring), rumput sudah pada hijau, dan banyak bunga. Pohon-pohon memang belum ijo sih, tapi sudah keliatan mereka lagi bertunas. Ini pertama kalinya saya menikmati musim semi yang tadinya hanya saya baca di novel ato liat di film, ternyata memang benar cantiknya. Musim semi ini bisa dibilang agak telat, harusnya sudah mulai hangat kan tapi ternyata masih dingin. Yaaaahaaa.. Padahal udah bulan April, telat amat ya.. Gpp deh, jadi saya bisa ngerasain pake baju-baju tebel kayak di film2 itu. :p

Tujuan pertama saya dan Dicky yaitu ke Space Needle. Space Needle itu semacam Monas-nya Seattle. Jadi menara kebanggaan warga Seattle gitu deh. Jalan kaki di sini tidak terlalu susah, karena mereka kan sistem bangunannya per-blok. Hanya karena saya semacam buta arah, jadi baca petanya lemot. Untung aja Dicky pinter, hahahahah.. Space Needle terletak di sekitaran Seattle Center. Seattle Center ini kayak taman kota dan pusat santai-santai warga lokal gitu (di Indonesia mungkin bisa disebut alun-alun tapi versi lebih keren yaaa..). Ada yang jogging, piknik, baca buku, main sama anak-anak, main skateboard/skuter (ada lapangan tersendiri buat mainan ini), ada yang pacaran, ada yang bengong (yang ini saya) pokoknya macam-macam deh. Bingung juga, padahal ini hari rabu, tapi koq orang-orang pada gak kerja yaaaa.. Wkwkwkwkwk..

Seattle Center dan Space Needle

Main-main di Space Needle itu dibilang seru banget juga nggak sih, hanya karena daerahnya baru jadi saya excited. Space Needle itu ternyata dibangun setelah Amerika Serikat berhasil menerbangkan pesawat ulang-alik nya ke bulan (sekitar taun 1960-an). Jadi, kayak menara peringatan gitu, salah satu bentuk pengukuhan. Apalagi waktu itu juga negara-negara yang lain lagi suka banget bikin menara yang tinggi-tinggi, Tante Amerika semacam gak mau ngalah sama negara-negara yang laen. Hahhahaha.. Tinggi Space Needle ‘hanya’184 meter kok, gak tinggi-tinggi amat juga. Walaupun dibangun di jaman susah (jadul bo!) tapi lift Space Needle canggih, dari ground sampe ke atas (menara pandang nya) hanya membutuhkan waktu 60 detik doank. Nah, naiknya kita nunggu giliran bareng-bareng sama wisatawan lain nanti ditemani sama satu orang guide, Mbak-Mbak / Mas-Mas bule yang muda dan ngomongnya super cepet ngejelasin briefly tentang Space Needle (ya iya ngomongnya ngebut banget, mereka punya waktu cuma 60 detik).

dari atas Space Needle

Di menara pandang, kita bisa melihat kota Seattle dengan sudut pandang 360 derajat. Mulai dari downtown dengan koleksi skyscrapers nya, lautan pasifik, bukit-bukit cantik di sekitarnya, plus rumah-rumah yang kayak di game Sims City. Hari aktif begini, Space Needle rame juga lho. Di atas Space Needle, anginnya besar banget, jadi memang agak rempong itu mau foto-foto narsis, rambut terbang-terbang meeen hahahaha.. Selain itu, di dalam menara pandang juga ada pajangan yang nyeritain tentang sejarah dan perkembangan Space Needle. Baru ngeh juga dari sini, ternyata si bangunan ini baru merayakan 50 tahun ulang tahunnya taun 2012 kemarin. Oya, kalau kelaperan, kita bisa loh beli makanan dan minuman di sini, ada café nya, lalu yang unik minuman yang kita beli itu ditempatkan di gelas yang bentuknya Space Needle.

Puas dengan Space Needle, dan berencana untuk mengunjunginya kembali di malam hari. Oya, Dicky-saya memakai kupon CityPass untuk jalan-jalan di sini, karena harganya jadi lebih murah daripada kalau kita beli per-satuan. Seru deh. Memang sih tempat yang ktia kunjungi soooo touristic, tapi gak masalah sih, saya doyan jadi turis, bener deh. Nah, kalo pake CityPass ini kita bisa ngunjungin Space Needle 2 kali dengan harga 1 kali. Lumayan kan. Selagi menunggu malam, kita cari makan dan jalan-jalan ke tempat yang lain juga.

Promosi Jeung

Lokasi kedua adalah Pacific Science Center. Ini semacam kayak Taman Pintar di Jogja atau TMII di Jakarta. Tapi versi lebih bagus, luas dan futuristic lha yaaaa.. hahahah.. (secara dibangun atas fund dari Bill dan Melinda Gates ; Seattle merupakan tempat perusahaan Microsoft berada plus juga Perusahaan Boeing). Nah, Pacific Science Center ini dibagi menjadi beberapa segmen pameran yaitu:

Dinosaurus – kita bisa liat replica Dinosaurus segede gaban yang kepalanya doyan goyang-goyang favorit anak-anak nih di sini
Science On a Sphere – isinya banyak nyeritain tentang apa yang sedang terjadi di bumi contoh perkembangan pencairan gletser di kutub utara
Science Playground – banyak mainan-mainan berbasis ilmu Fisika, Kimia, Biologi gitu,
Nano – tentang nanoteknologi saya gak gitu donk juga ni tentang ini hahahahha
Professor Wellbody’s Academy of Health & Wellness – mau tau soal apa aja yang dibutuhkan tubuh kita ketika hidup, ini dia tempatnya, kita bisa liat penjelasan interaktif mengenai mengapa kita harus olahraga, tidur, makan bergizi, sampe kenapa kita harus sering belajar dan gunain otak secara aktif
Tropical Butterfly House – rumah kaca buatan untuk konservasi kupu-kupu, kupu-kupunya gak ganas koq, mereka malah diam aja pas dideketin dan difoto. Kupu-kupunya terbang-terbang dan hinggap dimana-mana. Di sini kita harus ati-ati jalan soalnya kadang ada kupu-kupu nemplok di jalan dan gak boleh diinjak (ada papan peringatannya)
Insect Village – Liat-liat soal serangga dan kehidupannya, geliiii..
Animal – Ada macam-macam binatang, di sini juga saya baru pertama kali liat naked mole-rats, binatangnya aneh, kayak tikus raksasa digundulin.
Body Works – Kita bisa belajar tentang keseimbangan, cara kerja otak, dll.
Technology – Mau liat komputer jaman dulu kayak apa, di sini tempatnya
Kids work – khusus untuk adeik-adik kecil yang ingin jadi scientist
Outdoor – ada beberapa alat yang bisa dimainkan di sini, sayang saya hanya liat ajah, gak ikutan mainin.

beberapa atraksi dan ekshibisi keren2

Nah, ada beberapa ekshibisi lain yang hanya saya sambil lalu saja yaitu Portal to Current Research, The Studio, Sound Atmosphere, Puget Sound Model and Saltwater Tide Pool, dan Adventures in 3D. Selain itu Dicky-saya juga sempat lihat Theatre IMAX. Omg ini kali pertama saya lihat film dengan teknologi ini padahal di Indonesia juga ada, tapi saya belum pernah coba. Hahahahaha.. Filmnya tentang perlombaan pesawat gitu deh (baru tau kalo yang balapan bukan hanya mobil ato motor, pesawat juga bisa balapan). Filmnya sekitar 30 menit, hati-hati yang usianya tidak lagi imut-imut mungkin akan merasa sedikit mengantuk.

Lokasi turis selanjutnya yang kami kunjungi adalah EMP Museum – Music + Sci-Fi + Pop Culture. Kalo tadi Pacific Science Center kita bagai dibawa ke jaman sekolah, di sini lebih gaul deh, gegap gempita anak muda banget deh. Hahhahah.. Baru masuk aja udah disuguhi layar digital segede lapangan bulutangkis dengan efek suara dan lighting yang keren, berasa nonton konser beneran deh. Lalu, tidak jauh dari situ ada monumen gitar yang disusun sampe tinggi banget, di sebelah-sebelahnya ada ekshibisi tentang Jimmy Hendrik, Nirvana, Gitar dan perkembangannya, The Art of Video Games (kita bisa mainin beberapa game legendaries kayak Mario Bros, PacMan & snake), Icons of Science Fiction yang menampilkan tokoh, sejarah, ikon Star Wars, Star Trek, Superman dari Planet Krypton, Terminator dll. Terus ada juga ekshibisi tentang film Horror yang ruangannya benar-benar horror hehehehhe, lalu Sound Lab di sini kita bisa bikin musik sesuka kita, mainin musik seenak jidat, seru deh, alat musiknya juga udah ada dan serunya ada efek-efek komputer nya jadi bikin musiknya lebih berwarna. Kami juga mengunjungi satu ekshibisi sementara tentang jaket kulit hitam. Hahhahaha.. Buseddd.. Penting banget ternyata ya jaket kulit itu di tengah perkembangan jaman budaya pop. Fyi, bangunan EMP Museum itu super unik. Abstrak abis sii.. XP

EMP Museum penampakan sekilas

Mengunjungi 3 tempat tersebut ternyata lumayan juga bikin kaki pegel dan lapar. Untung tidak terlalu sulit juga cari tempat makan di sini. Sehari ini kami sudah mencoba makan submarines sandwich Subway dan Mod Pizza. Nah pas makan di dua tempat ini kocak juga. Pertama di Subway, secara kan ya gak pernah makan sebelumnya, jadi bingung-bingung gitu pesannya, sumpah geje banget deh hahahahha.. Apalagi saya merasa mendadak gangguan telinga, gak ngerti saya apa yang ditanyain sama waiter nya habis mereka ngomong bahasa Inggrisnya cepet gak ketulungan. Kedua, di Mod Pizza, nama Dicky ditulis waitress nya ‘Dicay’ hahahahhaha.. Oke deh setidaknya menyelamatkan dy dari prasangka dan keanehan dari nama ‘Dicky’. (you know what I mean). Habis itu, kami juga sempat minum cokelat hangat Starbucks. Gaya banget gak si kami ni mainnya di Starbucks. Hahahahah.. Sumpe, pas di Jogja mikir-mikir kali yah mau beli Starbucks, di sini Starbucks berasa murah 3 dollar saja di tengah yang lain harganya lebih heboh.

Awan sudah mulai gelap, berjalan lah kami ke Space Needle kembali. Nunggu dengan duduk-duduk di café padahal gak beli apa-apa (irit Bung!), ngobrol ngalor-ngidul sambil gosipin bule yang lagi pacaran di menara pandang wkwkkwkwkw.. Sampai akhirnya malam pun tiba, kami keluar, dingin banget sih, tapi tidak menyurutkan niat untuk narsis dengan pemandangan lampu downtown Seattle yang keren. Ternyata Space Needle lebih seru dikunjungi pada malam hari. Pulang dari sana kami mampir sebentar liat-liat toko souvenirnya, pilih-pilih souvenir yang paling murah dan worthy dibeli (mahal-mahal). Habis itu kami kelaparan dan makanlah kami di McDonalds. Wkwkwkwkw.. Sudah jauh sekali ke Paman Sam ketemunya fastfood, apa boleh buat, memang ini makanan khasnya. XD


kapan lagi mencoba kelezatan bacon

best regards
puji wijaya, bertitel ‘turis’

Comments