Esc Day 4 ; Piknik Keluarga Baswedan
18 November 2012
Kepanasan. Hadoh.. Beginilah keadaan udara kamar di penginapan baru
kami. Padahal kipas angin sudah yang paling kencang putarannya, tapi tetap aja
panas. Sejak hari sebelumnya, kami sudah resmi pindah ke penginapan baru yang
lebih murah meriah (150.000/tigaorang) dan kamar mandinya tidak seram (di
penginapan sebelumnya, kamar mandinya agak horror). Penginapan kami namanya
Tamy Homestay. Letaknya masih di Gang Poppies II namun lebih masuk ke dalam.
Agak jauh dari ujung gang yang tembusnya Pantai Kuta tapi itu bukan masalah
besar si. Nah, ga betahnya kami tidur dengan udara panas kayak gini, maka kami
mau upgrade ke kamar AC saja (namun masih di penginapan yang sama). Nambah
50ribu. Gpp deh daripada tidur tidak tenang. Hehehehe..
Hari Minggu ini kami sudah janjian pergi dengan keluarga petualang,
Bapak-Ibu-Rafi-Devo. Sebenarnya hal ini di luar rencana kami. Kemarin, pas kami
mau pindahan penginapan dan berpamitan dengan mereka, tiba-tiba Ibu menanyakan
nama kami bertiga (jadi selama ini, kami tidak memperkenalkan nama) dan dy
bilang: “Besok kalian mau kemana? Kami mau ke Tanah Lot. Kalian ikut aja. Bapak
sudah pesan mobil rental.” Dapet ajakan itu, Tinna-Nina-saya senang sekali dan
mengiyakan. Alhasil hari Minggu ni, jadilah kami pergi dengan Rafi sekeluarga.
Kami b7 berangkat dari penginapan jam 9 pagi telat-telat. Kami ni
sudah kayak se-keluarga piknik, di jalan kami heboh-heboh ga jelas, apalagi
Rafi-Devo yang suka berulah dan bikin gemas. Tujuan pertama kami adalah Pura
Tanah Lot, destinasi wisata favorit di Bali sejak dahulu kala. Hahahaha..
Kadang orang merasa belum ke Bali kalo belum mengunjungi Pura besar yang satu
ini. Di sini saya sedikit main-main air. Nina, ga berani main air karena dy
pakai celana panjang, Tips bawa baju dan celana ganti pas di Tanah Lot. Hwaaaaa.. Pas kami di sini, lagi banyak juga turis dari
China, boleh ni saya ikutan menyelusup di antara mereka wkwkkwkwkw.. Lalu,
mereka heboh sekali lho pas bermain dengan ombak. Si Oom2 dan Tante2 Chinese
ini entah kenapa terlihat seneng banget, kayak belum pernah main sama ombak.
Wkwkwkkwkwkw.. Trs, buat yang suka kulineran, di sini ada yang jual rujak khas
Bali, lumayan enak lho, tidak jauh beda komposisi buahnya dengan rujak di Jawa,
tapi bumbunya agak berbeda.
Lokasi piknik keluarga kedua kami adalah Alas Kedaton. Di sini kami
lihat monyet, tadinya kami mau ke Sangeh, tapi kata Ibu di Sangeh monyetnya
nakal2, berhubung kami bawa anak kecil, kan serem juga kalo mereka diapa2in
sama monyet. Nah, Devo rupanya ga terlalu suka monyet, dy jerit2 mulu pas
monyet deketin dy, padahal tu monyet ga ngapa2in. Wkwkwkwkwkkw.. Rafi sendiri, dy penasaran sama monyet2nya,
pinjem tongkat Mbok Guide, Rafi sudah cocok sekali sebagai sang pawang.
Hehehehe..
Tips rombongan ke sini, untuk tiket bisa fleksibel, karena pendapatan
tiket masuk langsung masuk ke kas pengelola tempat, jadi tidak ada laporan keuangan
merinci ke Pemda. Misal begini kita 7 orang ni, bayar saja tiketnya untuk 3
orang, mereka tidak akan protes koq. Begitu juga pas kami di Tanah Lot. Jadi
lebih murah kan? Hal ini berlaku ketika kita masuk ke tempat wisata yang
dikelola pemerintah (bukan swasta). Oya, ingat lagi, di Alas Kedaton, setelah
selesai muter-muter taman monyet nya kita akan diantar Mbok Guide ke tokonya,
dan dy akan menawarkan barang dagangannya. Saran dari kami belilah barangnya,
karena kalo ga beli kita kasih uang tip ke dy sekitar 35.000, daripada kasih
mentah mending sekalian beli barang gitu.
Yap. Saya kira jalan-jalan ini akan berakhir setelah kunjungan ke Alas
Kedaton, tapi ternyata belum selesai. Destinasi berikutnya adalah Pasar Sukawati, lokasi wisata favorit Ibu2 hahahhaha.. saya sendiri membeli beberapa souvenir di sini, tapi tidak banyak, makin lama di sini rasanya jadi kalap belanja. Hahahahahh.. Barangnya habis lucu-lucu dan yang pasti tidak dijual di Jogja. Tips, untuk belanja di sini lebih baik tawar sampai dengan 1/4 harga, misal harga nya 50.000, tawarlah jadi 15.000, kalo tidak bisa naikan sedikit demi sedikit harganya. Kalo beli dalam jumlah banyak, jangan takut buat minta potongan harga tambahan.
Tujuan terakhir kami adalah Pantai Sanur. Yang spesial adalah karena kami lihatnya dari Inna Beach Hotel. Ha??? Gimana bisa? Bisa ternyata. Saya juga kaget ketika Bapak tiba-tiba masuk ke hotel. Di pos satpam, terjadilah perbincangan:
lilin beraroma bunga, bentuknya lucu
Tujuan terakhir kami adalah Pantai Sanur. Yang spesial adalah karena kami lihatnya dari Inna Beach Hotel. Ha??? Gimana bisa? Bisa ternyata. Saya juga kaget ketika Bapak tiba-tiba masuk ke hotel. Di pos satpam, terjadilah perbincangan:
Satpam : Selamat sore Pak. Ada acara apa di dalam?
Bapak : Yaa.. Ada acara..
Satpam : Boleh tau acara apa Pak?
Bapak : Yaaa.. Saya menginap di sini..
Satapam : Oke Pak, terima kasih.
Daaannn.. Kami lolos masuk. Tralaaaaaaa.. Nikmatnya beristirahat di
Pantai Sanur VIP di Hotel Inna Beach. Hwaaaaaa… Bapak memang top-cer deh..
Di Pantai Sanur sore ini, banyak penduduk lokal yang bawa anjingnya
main. Lalu, sepertinya ada perkumpulan anjing pitbull gitu, jadi anjing pitbull
dimana-mana. Hahahahahaaaa.. Pasir di Sanur besar-besar butirannya, berasa pijat
refleksi ketika napak. Pantai Sanur juga tidak dalam, kita bisa lho jalan sampai
ke tengah-tengah, karena tinggi air hanya se-betis orang dewasa.
Rafi-Tinna-saya mencoba jalan ke sana, tapi jauh juga ya ternyata hehhehehehe..
Habis main2 air di Sanur, kami makan di warung soto di Jalan Tuban, sotonya
enak, murah lagi. Dan saatnya berpamitan dengan keluarga petualang. Agak sedih
di sini. Oya, fyi, ternyata biaya piknik kami sehari ini ditanggung Bapak-Ibu,
ketika kami mau ganti, mereka menolak. Daaann.. Yang buat terharunya lagi
ketika berpamitan, Bapak bilang: “Maaf ya kalo rencana hari ini kurang asik, kapan-kapan
liburan bareng lagi. Kita ada rencana pengen ke Lombok taun depan, ayok ikut
aja ke Lombok bareng Rafi-Devo.” Trs Ibu bilang: “kontak terus ya, kabar-kabari
kalo sudah kerja, kalo ke Jakarta SMS, mungkin bisa ketemu. Nanti kalo kami ke
Jogja, dikabari deh. Makasih banget sudah bareng-bareng dari Banyuwangi”. Yaaa..
Ampuunnn.. Bapak Ibu.. Harusnya kami yang minta maaf ngerepotin & makasih
banyak buat hari ini, luar biasa.
Dan malam hari ini kami tidur dengan nyenyak karena kamar sudah berAC
heheheheh.. Sebelum tidur saya sempat flashback perkenalan Tinna-Nina-saya
dengan Bapak-Ibu-Rafi-Devo. Rasanya ajaib saja menemukan teman perjalanan. Dan
tidak terduga respon mereka sangat baik dan memberi banyak pelajaran serta
inspirasi buat kami. Actually, sampai saya mengetik posting ini, saya tidak
tahu siapa nama Ibu dan Bapak. Kalo latar belakang mereka saya bisa sedikit
meraba dari cerita mereka, yang pasti mereka bukan orang biasa.
Ternyata Bapak bekerja di sekretariat MPR. Kerjaannya keliling
Indonesia menghadiri pelantikan kepala daerah dan mengurusi acara-acara yang
menyangkut kepala daerah, terakhir dy tugas di Atambua, perbatasan Indonesia-TimorTimur. Kelihatannya si Bapak kerjaannya banyak dan sibuk, pas di mobil sebelum berangkat Bapak masih saja
ditelepon-telepon oleh staf nya yang menanyakan tentang acara rapat bupati
se-Indonesia. Karena kesal sedang liburan diganggu, dan dy merasa sudah mendelegasikan tugas ke staf, Bapak ganti nomor, gyahahahahahha.. Kalo Ibu
seorang pegawai swasta. Rumah mereka di Jakarta, di daerah Bintaro. Cerita
mengenai Bapak yang pernah sekolah di luar negeri dan beberapa kali pindah
negara ketika masih remaja juga membuat saya semakin yakin kalo mereka ni orang
penting deh. Hmmm.. Muka si Bapak sekilas mirip Anies Baswedan, tokoh
pendidikan idola saya, wkwkwkwk.. Tapi bukan si.. Cuma mirip saja, ato mungkin
sodaranya kali ya. Hahhahaha.. Entah lha. Yang saya kagumi, kalo lihat tampilan
luar, no one guess deh kalo si Bapak ato Ibu ni ternyata ‘orang penting dan
berada’. Mereka rendah hati dan tidak sombong.
Suatu hari, saya pengen juga nih punya keluarga yang kompak dan bisa diajak pergi susah-susahan plus seru-seruan bareng kayak keluarga mereka. Saya juga pengen bisa menolong mahasiswa backpacking yang berkantong tipis persis seperti yang saya alami. Thanks Keluarga Baswedan.
Suatu hari, saya pengen juga nih punya keluarga yang kompak dan bisa diajak pergi susah-susahan plus seru-seruan bareng kayak keluarga mereka. Saya juga pengen bisa menolong mahasiswa backpacking yang berkantong tipis persis seperti yang saya alami. Thanks Keluarga Baswedan.
… to be continued
Comments