Mengintip Edu-Fair

Seminggu kemarin, saya dan beberapa teman rajin mengunjungi pameran pendidikan. Berhubung, kemarin ada dua institusi pendidikan luar negeri yang membuat ekspo. Untungnya waktu mengijinkan, jadilah kami bisa mengunjungi ekspo tersebut. Hehehehe.. Thanks untuk Nuffic Neso (Belanda) dan British Council (Inggris) yang mau mampir menggelar ekspo di Yogyakarta.

Sebenarnya, ikut ekspo ini juga hanya iseng-iseng. Sejak awal kami tau kabar ini, niat kami buat cari souvenir. Motivasi pertama itu, lalu motivasi kedua baru mendapat info lebih lanjut mengenai sekolah di daerah tersebut. Saya sendiri sebenarnya tidak menargetkan Belanda/Inggris sebagai tujuan studi, makanya motivasi pertama itu lebih kuat. Hahahahahaaa.. Ajaibnya, setelah sampe di tempat ekspo, entah kenapa rasa penasaran untuk tau lebih lanjut tentang info studi ternyata mengalahkan rasa ingin borong souvenir tersebut. Hahahahaha.. Seru saja mengobrol dengan para International Affair staff yang profesional dan memikat sampai membuat kami berandai-andai, ‘If I could study there..’

oleh-oleh dari ekspo & penampakan ekspo

Gara-gara ekspo ini saya jadi ngerti bahwa tiap negara memiliki kebijakan berbeda untuk jenjang pendidikannya, contohnya aja kayak Inggris yang menetapkan studi master hanya 1 tahun (bentar banget ya..). Info lain juga saya dapatkan seperti, di Belanda yang ternyata kampusnya sudah berbahasa Inggris, jadi kita tidak perlu takut lagi untuk belajar bahasa baru. Lalu, saya juga paham betapa bekennya program Sandwich di Belanda. Yang menarik lagi, ternyata banyak loh beasiswa bagi kita-kita orang Indonesia yang mau sekolah di sana, ga usah takut soal dana sebenarnya.

Semua pelajar Indonesia ingin sekolah di luar negri, coba aja deh survey, tanya kayak gini ke mahasiswa, yakin deh sebagian besar bilang ‘mau’, hanya yang benar-benar usaha untuk mewujudkannya memang hanya sedikit. Entah karena halangannya banyak, ato kita yang belum siap mental. Untuk halangan, memang soal dana itu pasti nomor satu, yang lainnya soal kualifikasi, terlebih bahasa, trus kecemasan tidak mampu beradaptasi (banyak juga yang bilang takut gabisa makan, karena makanannya beda), lalu tidak mendapatkan informasi yang memadai. Nah, di sinilah ekspo pendidikan seperti ini berperan, bukan hanya promosi sekolahnya biar laku saja, tapi juga mengklarifikasi fakta sehingga kita para calon applicant juga tidak lagi merasa cemas, selain itu menjadi penyemangat juga lho. Semoga dengan bertambah seringnya ekspo pendidikan LN diadakan, maka semakin percaya diri juga kita, bahwa kita juga bisa koq masuk ke pergaulan internasional.

Btw, tengkyu untuk anggota Skripsi Support Group (SSG) ; Dicky & Tinna, Ms Titin serta Alvia yang meluangkan sedikit waktunya untuk mengunjungi ekspo ini bersama dengan saya. :D


best regards
puji wijaya, peek peek peek

Comments

Unknown said…
saya atas nama BPK. SAMSUL dari MADURA ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH KARYO,kalau bukan karna bantuannya munkin sekaran saya sudah terlantar dan tidak pernaah terpikirkan oleh saya kalau saya sdh bisa sesukses ini dan saya tdk menyanka klau MBAH KARYO bisa sehebat ini menembuskan semua no,,jika anda ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KARYO no ini 082301536999 saya yakin anda tdk akan pernah menyesal klau sudah berhubungan dgn MBAH KARYO dan jgn percaya klau ada yg menggunakan pesan ini klau bukan nama BPK. SAMSUL dan bukan nama MBAH KARYO krna itu cuma palsu.m