Jadi Boss Selagi Muda

Sebuah Review Buku

Minggu kemarin saya menghabiskan waktu untuk membaca sebuah buku kocak. Bukan buku Raditya Dika atau Si Pocong atau Anak Kos Dodol, judul buku ini adalah Fresh Graduate Boss. Ini buku yang ditulis oleh Margaretha Astaman, siapa itu? Pelawak baru?? Bukaaaannnn.. Bukaaaannnnn.. No… No… Bagi yang pernah mendengar buku berjudul After-Orchard, mungkin nama Margie (nama sapaannya) tidak lagi asing. Saya bukan fans nya sih, hanya saja setelah baca bukunya, saya jadi kagum dengan kelincahannya merangkai kata-kata di atas kertas. Hohohohoho.. Jadi2 buku ini cerita tentang apa?

Buku ini bercerita tentang pemikiran dan sudut pandang Margie yang ababil, ceria dan aktif mengenai status keberadaan para fresh-graduate ato mahasiswa baru lulus di lingkungan pekerjaan. Stigma fresh-graduate itu harus kerja dari bawah, dari nol, dari jabatan paling ga penting, sepertinya ingin dipatahkan oleh Margie di buku ini.  Dari pengalaman hidupnya, Margie sendiri mampu mengampu jabatan tinggi selagi muda, maka ia ingin berbagi tips dan motivasi untuk kita-kita yang sedang masa kuliah dan transisi dari kuliah-kerja. Dengan gaya bicara cuek nan lucu, deskripsi Margie mengenai pekerjaan, mahasiswa, pengangguran, kepemimpinan, senioritas, menjadikan istilah-istilah tersebut menjadi mudah dipahami dan tentu saja mudah diresapi. Cerita-cerita pengalaman dirinya yang abnormal juga menghiasi lembar-lembar buku, membuat pembaca tidak cepat bosan.

Banyak hal di buku ini yang menurut saya cukup menarik, salah satunya ketika Margie mencoba mengungkap hal-hal apa saja yang terjadi di kantor dalam bab Conquer The Office. Mulai dari etos kerja karyawan Indonesia yang dikisahkan banyak leha-lehanya, budaya klenik kantor yang mungkin tak masuk akal tapi memang benar kejadian, sampai kepada cerita ala sinetron – percintaan dalam kantor yang memiliki untung-rugi. Margie sukses menguraikan fenomena unik seputar kantor dan perusahaan, sebagai pembaca awam (yang belum pernah bekerja formal) tentu saja jadi tambahan pengetahuan tersendiri. Lalu, saya juga suka pada bagian If I Were A Boss, apalagi tentang klasifikasi pemimpin, Bos Militan, Bos Welas Asih, Bos Pantai, Bos Robot, dll. Membaca buku ini bagian per bagian selalu bikin senyum-senyum sendiri.

Pelajaran penting yang saya dapat ketika baca buku ini yaitu penekanan-penekanan Margie mengenai roda hidup itu selalu berputar,  kita tidak terus selalu berada di bawah dan juga di atas, semua nya akan bergantian sesuai dengan berjalannya waktu. Seorang karyawan biasa tentunya ada saatnya dy akan mendapat promosi dan bisa menduduki jajaran direksi, pastinya hal tersebut dibarengi dengan usaha dan doa. Dan juga kebalikannya seorang chief/president toh akhirnya akan lengser juga termakan usia. Seseorang yang terlihat sangat cemerlang dalam karirnya tak mungkin kalo dy mendapatkan itu dengan kipas-kipas semata, dibalik apa yang dilihat orang sekarang, dahulu dy usahanya mati-matian dari bawah. Terkadang memang kita suka menutup mata dan menginginkan kesuksesan itu datang begitu saja.

Selain hal di atas yang jadi catatan penting mengenai buku ini juga adalah bagaimana kita mencintai pekerjaan yang kita miliki. Inilah yang kamu pilih, so, sayangilah. Bekerja dengan sepenuh hati dan jadilah karyawan luar biasa. Mencintai apa yang kamu kerjakan membuat pekerjaan tersebut meaningful dan akhirnya berguna untuk dirimu dan sekitarmu. Margie juga menyatakan bahwa kadang kita-kita yang mahasiswa terjebak dengan pola-pikir ‘pekerjaan baik’ dan sering menyingkirkan hobi yang amat kita sukai demi ‘pekerjaan baik’. Ketika membaca ini saya jadi ingat diri saya sendiri yang terkadang memaksakan diri untuk sesuai dengan social preferences, seperti mikir ‘Ya sudahlah Ji, kalau pada akhirnya kerja kantoran ga kenapa-napa, toh juga yang penting dapet duit dan ga lagi ngerepotin orangtua’ padahal hati ini ga passion sama itu. Sama juga seperti yang dialami TPLP ketika ditanya nanti kamu mau kerja apa, dy malah balas tanya ‘boleh ga kalo aku pengen jadi duta kultural Indonesia-Jepang?’. Saya hanya bisa ketawa dan bilang ‘boleh, siapa bilang ga boleh’. Trs, dy bilang ‘Hmmm.. Mungkin cari uang dulu yang banyak ketika jadi engineer, terus setelah tepat waktunya, banting setir deh’. Habis itu kami ketawa ngakak bareng. Menurut saya sih, whatever you do, do it heartly and passionately. Margie juga bilang begitu di buku ini. :) Thanks Margie sudah mendukung saya lewat buku ini. Hehehehehehe..


Citation

Title : Fresh Graduate Boss
Writer : Margareta Astaman
Publisher : Penerbit Buku Kompas
First Publishing : April 2012
Page : X + 246
Genre : Pop Literature
Puji Wijaya’s Rating : ☺ ☺ from 5

Comments