Norak Ipad
Helow! Selamat hari Minggu. Pewwww.. Hari yang santai, senangnya..
Huahahhaha.. Lalu, di hari ini saya juga senang, karena intip2 lewat celah
perban, luka kaki saya sudah mulai kering dan saya mulai berjalan dengan normal
kembali. Asiknya! Hahahahaha.. Bisa loncat lagi, bisa naik-turun tangga lagi,
bisa jalan cepet lagi. Pengalaman sakit kaki ini, banyak memberi pelajaran yang
berguna, tentang kesabaran terlebih. Ritme hidup saya menjadi lebih lambat
memang semenjak sakit kaki ini, gara2 itu saya menjadi lebih prepare untuk
segala sesuatunya, contohnya aja, saya harus bangun lebih pagi untuk mandi –
mandi dengan kondisi kaki kayak gini butuh waktu yang lebih lama. Contoh lain :
ketika berangkat ke kampus atau kemana, 30menit sebelum waktu yang dijanjikan
saya harus sudah siap, karena jalan saya lebih lambat daripada biasanya,
jaga-jaga biar ga telat. Hmmm.. Pengalaman yang berharga.
Lalu, lalu, kemarin dengan kaki pincang2, saya bersyukur masih bisa
komitmen dengan beberapa kegiatan yang saya jalani. Salah satu kegiatan
tersebut adalah asisten penelitian Prof. Danuta Bukatko. Hmmm.. Saya belum
pernah sebelumnya bercerita tentang proyek ini di blog. Jadi begini, setelah
mengetahui bahwa PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) saya-Dicky-Nino yang tentang
resiliensi itu tidak lolos seleksi. Maka, saya dan Dicky mencari pekerjaan
lain, intinya semester ini, kami ingin involve dalam research. Nino sendiri,
punya PKM lain yang ternyata lolos. Temanya vegetarian, jadi dy sedang sibuk
dengan PKMnya itu. Selain itu, kabar gembira dari Nino juga ialah semester
depan dy ikut exchange ke Taiwan. Dicky-saya sangat bangga menjadi temannya,
beneran deh. Kami jadi mupeng2 juga, ayo2 Dicky-puji raih cita2. Go
international bukan cuma punya Agnes Monica, tapi kalian juga! Wkwkwkwkkw..
Nah, kebetulan di fakultas kami sedang kedatangan seorang profesor dari Holy Cross College, US, dy tinggal di Yogyakarta selama setengah tahun. Lalu, dy mengajar
satu mata kuliah untuk kami di sini, kelas Psikologi Konsultasi (saya ga
ikutan, Dicky ikutan), bukan hanya itu saja, Ms. Diane (nama panggilan si Prof)
juga membuat dua penelitian, satu tentang role gender dan satu lagi tentang math learning. Karena Dicky-saya kepo2, jadi ikutlah kami di penelitian Ms.
Diane tersebut lalu kami jadi satu tim di penelitian tentang math learning.
Ms. Diane ini konsentrasi ilmu nya adalah kognitif dan psikologi
perkembangan. Jadi penelitian math learning ini tidak jauh-jauh dengan
anak-anak dan bagaimana mereka memproses informasi matematis. Menarik lho! Yang
lebih menarik, bahwa, ternyata, salah satu bagian dari intervensi yang
diberikan setelah pre-test penelitian ini adalah sebuah game bernama Little
Patterns yang merupakan aplikasi dari benda-ajaib-abad-21 bernama………. Ipad!
Jeng.. Jeng.. Jeng.. Honestly, awalnya, saya kaget, apa hubungannya ipad dengan
kemampuan matematika??? Tapi, ternyata, respon ipad yang touch-screen itu
ternyata bisa saja memberi pengaruh pada anak dalam ketertarikannya belajar
“You touch and there’s action” kata Ms. Diane gitu. Berhubung, kami adalah
asisten penelitiannya, pastilah kami disuruh mempelajari konsep dasar
penelitiannya, lalu jurnal-jurnal penelitian sebelumnya (sumpeee oke2 beud
jurnalnya), lalu sampailah kami ke membuat alat tesnya. Appaaaaaa???
Kedengarannya mungkin terlihat sulit, bikin alat tes! Hmmm.. Tapi
setelah dijalani, digarap, ya kita bisa juga buatnya. Lucunya, Ms. Diane bilang
kalo alat tes, response sheet dll yang kita buat jauh lebih baik daripada
buatan mahasiswa nya di US. saya mikir, masa si mereka ga kreatif, bikin kayak
gini masa gabisa. Teknologi sana kan lebih keren cuy. Ms. Diane lalu muji2
Dicky-saya terus, jadi ga enak. Gara2 pujian ini juga, kita jadi punya tanggung
jawab lebih besar untuk menjadi tetap baik, even, better. Ohh.. Maaannn.. Beban
mental. Wkwkwkwkw.. Sudah gitu, Ms. Diane yang notabene suka bercanda, dy
ngomong, “what will you do next year, I want to hire you in my lab!” gubrakkk..
Lalu, dy cerita2 tentang pekerjaan lab manager yang menjadi salah satu batu
loncatan buat orang-orang yang mau sekolah Ph.D di sana. Hmmm.. Dicky-saya jadi
berandai-andai.. Andai memang beneran, andai kami bisa sekolah ke sana, andai
kami menginjakan kaki di Benua Columbus.. Angin berhembus ke muka, flooopp, OK,
back to reality!
Rasanya menyenangkan bisa membahagiakan orang lain. Itu yang saya
rasakan ketika bisa membuat alat tes yang baik untuk penelitian ini. Hal yang
menarik kedua selain pujian Ms. Diane terhadap hasil kerja kami yaitu kami
dipinjamkan ipad sampai dengan dua bulan ke depan. Apaaaa???? Oke2, inget, ini
ipad pinjaman wkwkkwkw, jangan digunakan untuk pamer2 ato sok2an. Kehadiran
ipad di kehidupan Dicky-saya ini agak menggangu stabilitas wkwkwkwk. Dan alat
tersebut memang bisa bikin orang ngautis, saya sendiri terkesan dengan fitur
photobooth nya yang bisa bikin efek macem2, ibooks nya yang sangat canggih –
gaya baru dalam membaca buku, dan tentunya game Angry Birds Rio yang unyu
banget. Huahhahahaahha.. Tujuan kami untuk mempelajari game little patterns di
ipad sempat terlupakan gara2 kami saking takjub nya bisa memegang bahkan
memiliki ipad walaupun hanya sementara.
foto bareng ipad pinjaman Ms. Diane, masih hangat..
Yap. Ipad memang luar biasa. Saya jadi pingin ni, nabung2 buat beli
ipad, wkwkwkwk.. Seru juga yah punya tablet, enteng, fungsional dan prestis!
Huaaaaaa.. Puji2 ingat kamu harus beli si Nikon dulu. Oke lha, daripada jadi
nulis ngelantur tentang si ipad. Disudahi saja ya posting ini. Ahahahaha.. Ipad.. Ipad..
Semoga membuat kami lebih bijaksana. Huahahhahaaaaa..
regards
puji wijaya, a new ipad user
Comments
Aku dukung terus, Dek. Kejar cita-citamu hingga ke ujung dunia n jangan lupa berdoa.
God bless you, dear.
-cicimu-
caption fotonya itu lho jiii ngga nguatin...
"masih hangat"
emangnya **k....
hahahahahaha
-Licia-
namaku disebut :P
ayo semangat! (semangat nge-touch ipadnya!) :P
bisa ngerasain ipad tidak harus punya ipad. .pinjem aja udah puas buat pelampiasan kepo-kepo. .hahahaa :P