About Opportunity

Hi Folks !!
Akhir-akhir ini, bisa dibilang 3 minggu belakangan ini, saya sedang dilanda sebuah masalah. Wow. Masalah apakah itu? Eheheeh..

Masalah yang menurut saya agak aneh. Mengganggu kehidupan saya selama hampir 1 bulan dan tidak selesai-selesai sampai saya menulis blog ini, masalahnya pun tidak belum selesai. Saya akan ceritakan.. :)

Pernah saya bercerita di blog, bahwa saya dan dua orang teman saya sedang memiliki proyek, dan sejak 10 bulan yang lalu kami mencari dana untuk realisasi proyek tersebut. Sampai akhirnya kami menjual jasa clothing, siapa yang mau buat kaos ato baju, bisa pesan ke kami, dengan harga yang murah, karena kami hanya ambil untung sedikit dan cepat prosesnya. Sampai-sampai clothing provider kami punya jargon Walk the Talk. Prinsipnya ya apa yang kami katakan ya itu yang kami laksanakan.

Pada suatu hari kami mendapat kerjaan mengurusi 132 kaos dari suatu kepanitiaan di kampus. Acara ini memerlukan dana, maka mereka juga ingin cari uang dengan menjual kaos dan minta tolong diurusi ke kami. Akhirnya kami menyanggupi, deal terjadi pada minggu pertama bulan Mei. Dan kami berjanji tgl 20 Mei semua beres.

Kaos oblong dengan jumlah 92 buah kami selesaikan dalam waktu 9 hari. Konsumen puas. Kami juga senang, karena semuanya beres dengan cepat dan lancar-lancar saja. Akan tetapi masalah terjadi pada kaos berkerah berjumlah 40 buah.

Dalam membuat kaos berkerah ini kami bekerja sama dengan sebuah vendor yang katanya lumayan karena dia pernah mengurusi baju universitas. Kami liat baju universitas juga bagus koq secara kualitas maka kami mau pake vendor “X” ini. Gatau napa yah, mungkin kami dan vendor X kurang cocok ato tidak jodoh, dalam pembuatan kaos ini ada saja masalahnya.
1. Ternyata harga kain naik, lalu vendor minta tambah uang DP. Oke kami beri!
2. Penjahit lagi penuh. Oke kami tunggu!
3. Penjahit ga bisa, pindah tukang jahit. Oke kami masih sabar!
4. Kain kurang, beli lagi. Oke kami cuma bisa kasih semangat!
5. Kain banyak yang rusak, bolong2. Oke, koq agak aneh ya kenapa ga dicek dulu!
6. Janji tanggal 17 Juni jadi ternyata salah info. Oke, saya ga bisa ngomong apa2!

Sebagai manusia, narsis dikit ya, saya adalah orang yang sabar dan saya tu termasuk manusia yang malas marah. Tapi jujur kejadian ini membuat saya marah di jam setengah 1 pagi tadi dan membuat tubuh saya berespon siaga, saya jadi ga bisa tidur sampe sekarang. Dan siang ini saya akan ke tempat vendor X untuk lebih jelasnya, sebenarnya apa yang terjadi????

Keterlambatan ini membuat teman-teman panitia jenuh juga dan kami (terlebih saya) makin merasa ga enak sama mereka karena menunggu lama. Apalagi ujian udah mau selesai, kalo ga selesai, gimana dunk????

Saya sempat berpikir negatif pada pemilik vendor X. Tapi dua orang teman saya selalu meyakinkan saya bahwa semua ini baik-baik saja. Ya semua terkesan baik-baik, tapi saya sendiri merasa tidak nyaman dengan apa yang saya alami. Saya ingin marah ga bisa marah, ingin nangis ga bisa nangis, ingin boker ya tinggal boker lha yaaaa.. ahhahahhaa..

Perasaan seperti ini saya pernah rasakan juga si beberapa kali, tepat tahun lalu, saya mengalami perasaan yang sama, waktu itu saya sedang rempong ngurus paspor dan stressful nya ya seperti ini karena banyak masalah. Sampe ga bisa tidur, ga tau harus menyalahkan siapa. Sekarang ya sama, saya cuma bisa nahan nafas sampe sesek. Di satu sisi saya cemas, tapi di sisi lain juga saya harus dewasa. Dan mencoba menghadapi masalah ini dengan open-mind, saya bukan anak kecil lagi yang kalo punya masalah lalu ngamuk-ngamuk ga jelas trus semuanya clear, ga gitu caranya, saya mau kalo semua bisa dibicarakan dengan baik, dan saya berharap siang ini saya bisa ketemu dengan Mas vendor X dan ngobrol dengan dia.

Hmmm.. Masalah ini sebenarnya tidak sepenuhnya negatif, buktinya saya masih bisa berefleksi dari kejadian ini. Saya selalu ingin menjadi orang yang lebih dewasa ketika umur saya bertambah, dan hal inilah yang saya ucapkan ketika saya berdoa. Saya pernah dengar bahwa doa itu adalah doa sebagaimana fungsinya dimana seorang manusia meminta sesuatu kepada Tuhan. Tapi, Tuhan itu bukan Jin lampu Aladdin, yang ketika kita minta maka langsung ada. Dia mengabulkan doa kita dengan bentuk yang lain, yaitu kesempatan. Kalo saya meminta jadi dewasa secara mental, dia memberikan kesempatan saya untuk menjadi orang yang mature, dan saya rasa kejadian ini adalah jalannya, dimana saya merasa saya ditempa untuk menjadi ‘someone’.

Yaaaa.. Itulah cerita saya siang ini..
Saya merasa lebih lega. Huaaaaaaaa..
Ya sudah, saya harus bersiap dan face this problem. Saya tidak takut, karena God is here, beside me, and we walk together.

Regards
puji wijaya, blessed person.

Comments