Bersepedalah Sampai ke Negri Belanda




"Cycling In the Netherlands.
Pada suatu hari, saya tiba-tiba tersesat di sebuah website, tampilannya sederhana, agak kaku dan berbahasa Inggris pula.. Hmmm.. Dan lewat website inilah saya baru tau..
Ternyata Belanda itu negara sepeda dunia..
"

Ketika itu saya masih semester 2, masih imut-imut, hehehe.. Masih awal-awal mengenal si kereta angin, sebenarnya saya sudah lama sekali bisa naik sepeda, sejak umur 5 tahun saya sudah bisa mengendarai sepeda. Tapi tidak tahu kenapa, ketertarikan mendalam saya pada sepeda baru muncul ketika saya berumur 18 tahun, ketika jauh dari orang tua, terdampar di kota Yogyakarta, sendirian.

Sekilas flashback tentang “saya dan si sepeda”,
sepeda yang sampai sekarang saya pakai ialah pemberian ayah sebagai bekal awal saya di Yogyakarta, sepeda tersebut merupakan sepeda buatan Cina yang harganya terjangkau waktu itu saya ingat, ketika ayah membeli sepeda ini, uangnya tinggal 600 ribu hahahha.. Setelah dia membelikan sepeda ini, pulang lah beliau ke kota nya, Cirebon. Waktu itu sebenarnya saya sangat menginginkan sepeda motor, maklum tempat tinggal saya “agak” jauh dari keramaian kota alangkah lebih baik jika punya motor, mobilitas lancar dan tidak ada alamat “bersusah-susah cari kendaraan umum”. Itu pemikiran dulu.. Sekarang, justru karena sepeda lah saya bisa menulis posting ini, sambil berharap-harap cemas, kali saja bisa pergi ke Belanda.. Hahahahhah.. Wish me luck!


Ya.. Perkenalan saya dengan sepeda tidak hanya sampai di situ. Banyak cerita-cerita dan kejadian yang dilalui bersama, malah kami sudah seperti saudara, kemana-mana berdua, kalau ada puji pasti ada sepeda. Sampai-sampai image “sepeda” sudah seperti trademark saya. Karena, setiap bertemu orang di jalan, mereka bertanya:
“mana sepedanya??”
Hahhaha.. Kadang jadi lucu juga..
Kecintaan saya akan sepeda, bukan hanya diungkapkan dalam penggunaan sehari-hari. Saya banyak membaca artikel tentang sepeda dan mencari informasi tentang sepeda, sampai akhirnya saya terdampar di sebuah website unik buah karya Anja de Graaf dan Paul van Roekel tersebut.. Seperti yang sudah saya sebutkan di prolog, saya baru tahu jika Belanda itu sangat maju dalam sistem dunia sepeda-persepedaan, dan saya sebut “ini dia yang disebut inovasi dalam transportasi”

Kota Yogyakarta sendiri, dulu pernah dijuluki sebagai kota sepeda. Tetapi keadaannya tidak bertambah baik sekarang, julukan tersebut sepertinya tergantikan dengan “kota sepeda motor” dimana jumlah sepeda motor hampir berbanding sama dengan jumlah penduduknya. Saya sendiri sudah berkali-kali bersepeda di Yogyakarta, hasil pengamatan saya, jalur sepeda hanya ada di jalan-jalan tertentu dan kurang sosialisasi mengenai penggunaannya, lalu, jalur alternative untuk para pengendara sepeda memang ada tetapi jalur ini agaknya membingungkan dan kurang komunikatif, sehingga saya pernah dibuat tersesat karenanya. Hahahahaha.. Lalu, terbesit pertanyaan dalam benak saya..
“jika Belanda bisa membuat sistem transportasi sepeda dengan sebegitu baiknya, mengapa Indonesia tidak??”

Hmmm.. Ya.. Setidaknya di Kota Yogyakarta, dimana kebudayaan bersepeda itu pernah dibentuk??

Ini jadi pertanyaan kita bersama.

Mari kita lihat Belanda..
Nun jauh di Eropa sana, ternyata ada sebuah negara maju yang penduduknya lebih menyukai berkendara menggunakan sepeda dibandingkan kendaraan bermotor. Yap, 85% penduduk Belanda memiliki setidaknya satu buah sepeda. Tua-muda, wanita-pria, ganteng-jelek (lho.. hahaha) semuanya naik sepeda. Mereka tidak hanya bersepeda di dalam kota saja, tetapi juga keluar kota, biasanya mereka akan membawa sepeda lipat, menitipkan sepedanya di parkiran sepeda di stasiun sub-way atau menyewa sepeda di kota tujuan. Selain itu, sepeda sepertinya sudah mendarah-daging di sana, sedari kecil anak-anak di Belanda diajarkan tentang tata krama bersepeda, menurut sebuah blog yang saya baca, malah, di sana pelajaran keterampilan bersepeda dijadikan salah satu mata pelajaran ekstrakulikuler di sekolah dasar, ada ujiannya pula. Ckkk.. ckk.. Pemerintah Belanda pun sangat berperan dalam budidaya kebiasaan bersepeda ini, contohnya saja: di Belanda cukup mudah melihat pemandangan tempat parkir sepeda dimana-mana, lalu jalur-jalur khusus sepeda menghiasi jalan-jalan di sana, papan-papan lalu lintas untuk sepeda menjadi keunikan tersendiri. Dan saya jadi berimajinasi bagaimana ya jika itu semua ada di Indonesia..

Banyak posting yang telah menyebutkan kehebatan Belanda dalam mengatur “dunia sepeda” nya dan sebenarnya dalam postingan ini saya hanya ingin mengajak teman-teman untuk sedikit bermimpi. Apa jadinya apabila apa yang saya ceritakan “sedikit” di paragraf di atas dan teman-teman lain mengenai sepeda dapat diadaptasi di negara kita tercinta. Terbayangkah, ketika semua orang ke kantor memakai sepeda onthel?? Tidak malu-malu menenteng tas laptop atau memakai jas rapih-necis dengan menggunakan sepeda?? Wanita-wanita membawa serta anak bayi mereka dengan sepeda yang sudah dimodifikasi dengan kereta bayi?? Atau jangan-jangan akan ada hari sepeda nasional yang diperingati tiap tahunnya sebagai bentuk penghargaan kepada sepeda?? Hmmmm.. Atau juga mungkin akan ada “sepeda award” untuk tokoh-tokoh yang berjasa dalam perkembangan sepeda negara. Tidak ada salahnya kita bermimpi teman, sama seperti saya dan ratusan partisipan yang memposting tulisan di blog masing-masing untuk meraih cita-cita mengikuti Summer course di Utrecht Summer School, Belanda

Akhir kata, sekian posting saya mengenai Belanda. Di tengah banyaknya posting lain yang ber-tema-kan sama, semoga posting saya ini tetap menunjukan jatidirinya. Weehehhehehehe.. Selamat bersepeda.. Selamat ke Belanda..
Amen.

Tuntutlah ilmu sampai ke negri Cina..
bolehkah saya adaptasi pepatah ini menjadi..
Bersepedalah sampai ke negri Belanda..
???
Boleh saja puji.. Hahahahha..


Sumber foto : milik pribadi

Comments

riskania said…
tulisan kamu bagus.. =)))
semangat..
pbb said…
semangad.. meraih cita2..
Anonymous said…
Belanda.. ya negara yang mengenangkan saya pada sesuatu.. saya sangat senang ketika pertama kali bersepeda di Belanda.. Luar biasa..
grecel said…
puji, aku dengar kamu ikutan lomba neso yah?? semangat. Klo menang.. ajakin aku ke Belanda wehehehehehehe.. Gbu!!!
footraffic said…
dedengkot footraffic lg ikutan lomba yax??? hahhaha.. lumayan tulisan elo.. ya.. knp u ga nulis ttg footraffic aja???